I. Perkembangan Hasil Pembelajaran Tahun 2008-2009
1. Pada kegiatan pembelajaran oleh UP-FMA di tahun 2008 petani yang terlibat sebagai peserta pembelajaran sejumlah 80 orang yang terbagi dalam tiga kegiatan pembelajaran antara lain:
a. Pembuatan pupuk bokashi
b. Pembuatan ransom sapi
- fermentasi jerami
- pembuatan ransom konsentrat
c. Pembuatan olahan daging ayam (Kentucky dan nugget)
Masing-masing kegiatan diikuti 40 peserta. Sehingga dari ketiga pembelajaran di atas UP-FMA sudah berhasil melatih 80 orang yang terdiri dari 40 orang peserta laki-laki dan 40 orang peserta wanita.
Tindak lanjut hasil pembelajaran 2008 didapat data sebagai berikut:
a. yang melaksanakan usaha pupuk bokashi 24 orang (60%)
b. yang melaksanakan usaha fermentasi jerami 33 orang (82,5%)
c. yang melaksanakan usaha ransom konsentrat 5 orang (12,5%)
d. yang melaksanakan usaha olahan daging 6 orang (15%)
2. Pada kegiatan pembelajaran oleh UP-FMA di tahun 2009 jumlah petani yang terlibat 40 orang yang terdiri dari 35 orang peserta laki-laki dan 5 orang peserta wanita.
Kegiatan di tahun 2009 yaitu agribisnis penggemukan sapi potong dengan kegiatan pembelajaran:
a. Pemilihan bakalan
b. Penetapan tata letak kandang
c. Penyusunan ransom
d. Kesehatan hewan
e. Pemasaran
Dari kelima kegiatan di atas diperoleh data tindak lanjut hasil pembelajaran sebagai berikut:
a. penyusunan ransom dari 40 orang peserta yang melaksanakan usaha ransom ada 6 orang (15%), yang memanfaatkan ransom 34 orang (85%)
b. Penyusunan jamu untuk kesehatan hewan dari 40 orang peserta yang melaksanakan usaha ada 9 orang (22,5%), yang memanfaatkan jamu 31 orang (77,5%)
II. Peningkatan Pendapatan dari Usaha yang Dilaksanakan Tahun 2008-2009
Dari hasil ketiga pembelajaran pada tahun 2008 para peserta masih berorientasi pada kebutuhan keluarga, sehingga perkembangan/dampak yang timbul di lingkungan kelompok belum dapat dirasakan secara maksimal.
Kondisi ini dipengaruhi oleh sikap petani yang belum siap menerima alih teknologi. Kemudian pada tahun 2009, kondisi ini diubah agar yang sudah mencoba dan melaksanakan teknologi hasil pembelajaran tahun 2008 bisa berorientasi pada agribisnis. Akhirnya pada tahun 2009 pembelajaran penggemukan sapi potong diteruskan dengan menekankan pada penyusunan ransom dan pembuatan jamu untuk kesehatan hewan.
Dari hasil pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:
a. Pembuatan ransom konsentrat dapat meningkatkan pendapatan usaha rata-rata Rp 100,00 per Kg. dengan produktivitas per bulan sebesar 6,5 ton untuk sapi maupun kambing. Sehingga diperoleh out put Rp 650.000,00 per bulan.
b. Produktivitas pupuk bokashi 24 ton per bulan
c. Untuk kesehatan hewan kelompok FEATI juga sudah mencoba produksi jamu denga biaya produksi dan tenaga kerja rata-rata Rp 2.400,00 per liter dan bias dijual dengan harga Rp 3.000,00 per liter.
Namun produk jamu ini belum diproduksi secara besar, baru digunakan untuk kalangan sendiri (40 peserta pembelajaran).
III. Kesimpulan
Dengan pembelajaran dari UP-FMA maka dampak yang dapat dirasakan adalah terbentuknya kelompok-kelompok usaha bersama: kelompok pembuatan ransom konsentrat baik sapi maupun kambing; kelompok pembuatan pupuk bokashi; kelompok pembuatan agen hayati dan bahkan telah membentuk koperasi FEATI yang diberi nama KOPERASI FEATI PUTRA MANDIRI yang beranggotakan 34 orang.
Dengan berkelompoknya usaha-usaha bersama yag berorientasi pada agribisnis tersebut di atas, maka sekarang kelompok kami juga sudah bermitra dengan pengusaha pupuk bokashi GAPURO di Desa Sebet. Di sini kelompok kami, sabagai anak cabang, khusus membuat pupuk bokashi dengan kesepakatan harga Rp 400,00 per Kilogram, sedangkan untuk pemasaran dilaksanakan oleh GAPURO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar